Minggu, (26/1/2020) riang kicau burung di pagi hari seolah menggambarkan suasana hati setiap santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang. Pagi itu seluruh santri bersiap untuk mengikuti lomba melukis dengan tema perdamaian dunia. Kegiatan lomba ini diadakan oleh artis senior Erna Santoso yang merupakan ketua Yayasan Peduli Anak Indonesia (Yapena) bersama Vision of Peace Award Indonesia (VPAI). Peserta lomba adalah seluruh santri dengan usia 5-18 tahun. Kegiatan lomba melukis ini diadakan untuk menggemakan perdamaian dunia pada anak sejak usia dini. Lomba berlangsung dari mulai pagi hingga sore hari, selain itu seluruh tamu dan peserta juga disambut dengan penampilan Albanjari dari siswa SMP Islam Sabilurrosyad.
     Seluruh santri dengan bebas mengekspresikan ide mereka dalam melukis tentang perdaamaian dunia. Beberapa santri melukis di dalam dan serambi masjid dan beberapa juga ada yang melukis di ruang kelas. Peralatan menggambar seperti kertas, pensil, penghapus, penggaris, spidol, crayon, dan pensil warna telah disedikan oleh pihak penyelenggara. Selama menggambar seluruh peserta lomba dengan tenang dan santai menggambarkan sketsa gambarnya. Tangan-Tangan terampil para santri pun secara perlahan menggoreskan aneka warna pada gambar yang mereka buat. Ada yang menggunakan pensil warna, krayon, ataupun cat air. Ada yang menggambar Candi Borobudur, burung merpati, bendera aneka negara, dan masih banyak lainnya. Mereka berlomba untuk menjadi yang terbaik karena dari ratusan peserta akan diambil duapuluh gambar terbaik dan juara I, II, III.
     Lomba poster itu sebenarnya merupakan langkah awal untuk mengenalkan konsep perdamaian kepada anak-anak di rentang umur 5 -18 tahun agar mereka mulai memahami apa itu perdamaian bagi mereka dan dunia. Perdamaian dunia dalam lingkup yang sempit agar mudah dipahami oleh anak adalah cara menjadi orang yang bertoleransi dan peduli.  Seluruh santri yang telah paham akan perbedaan antar individu dengan individu lain berarti mereka telah menjadi salah satu agen perdamaian dunia. Sebagai contohnya ketika salah satu santri yang berasal dari Kalimantan dengan budaya dan Bahasa yang berbeda dapat saling akrab dengan teman sekamarnya.
      

       Setelah perlombaan melukis selesai, VPAI memberikan pin emas kehormatan sebagai Duta Internasional Perdamaian dari Damien Dematra selaku Founder VPAI kepada KH. Marzuki Mustamar. Pemberian pin emas kehormatan ini sejalan dengan langkah Abah Yai yang selalu menyarakan kebersamaan, toleransi dan menghargai kemajemukan di Indonesia. Acara lomba poster ini tutup dengan Award Ceremony di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dua puluh santri dengan gambar terbaik mendapatkan sertifikat dan hadiah alat tulis, sedangkan juara umum mendapatkan piala, sertifikat dan gawai. Para santri sangat senang dan antusias ketika mengetahui ada lomba melukis dan hadiahnya menarik, bahkan beberapa dari mereka telah menyiapkan sketsa dan mencari informasi tentang gambar-gambar perdamaian dunia di perpustakaan sekolah.